Illustrasi by wallpapermine |
Setelah saya dapat Majalah Nurul Hayat, Bacaan Hikmah
Keluarga. Majalah islami yang sangat inspiratif yang mempunyai artikel atau
materi-materi keagamaan yang dikemas dengan bahasa yang santai, ringan dan
mudah dimengerti tanpa mengurangi dasar-dasar keislamannya dengan berdasarkan
Qur`an dan Hadits pastinya
Pasti tanya, Beli dimana.? Harganya berapa.? Ada diskonan nggak.? dan
pertanyaan-pertanyaan berbau kepo
lainnya. Sepertinya saya nggak perlu jelasin panjang lebar pada postingan kali
ini, dari pada ntar nyeleweng kemana-kemana nih tulisan. Langsung aja cek di www.nurulhayat.org. Insyallah lengkap.
Ketika saya sedang membaca, saya menemukan satu artikel yang
saaaaanngaatt bagus, penggugah dan sangat inspiratif sehingga saya bersemangat
untuk menulis ulang artikel ini untuk saya bagikan pada kalian semua. Karena
menurut saya tulisan yang tidak dituliskan siapa penulisnya ini sangat
menginspirasi saya dalam menjalani kehidupan yang keras ini. Kita tidak perlu
resah dan gelisah ketika kita ditempa berbagai macam cobaan dan ujian hidup,
sebab itu merupakan suatu proses yang akan menghasilkan kalian individu yang
lebih matang. Lebih lanjutnya, simak tulisan dibawah ini. Ambil hikmahnya dan
resapilah.
****
Hidup itu seperti sepotong roti. Berawal dari bagian-bagian
tak berarti jika hanya berdiri sendiri. Terigu, telur, mentega, gula, ragi dan
lainnya. Tapi ketika semua itu disatukan dan diproses, menjadi kudapan bernilai
tinggi.
Tantangan pertama yang dihadapi dalam kehidupan roti adalah
perlakuan “kasar”. Diaduk, diputar, diremas, dibanting, diuleni terus menerus.
Anehnya, perlakuan ini ternyata tidak membuatnya menjadi rusak, tapi membuatnya
malah semakin menyatu. Perlakuan kasar ini malah membuatnya menjadi lembut dan
kalis.
Setelah menyatu, adonan dibiarkan atau bahkan kadang ditutup
dengan kain basah, sampai roti mengembang. Seperti itulah mereka yang berhasil
melewati fase penyatuan, berkembang menjadi lebih besar. Individu yang menyatu
dalam tim akan ikut berkembang dengan timnya. Sedangkan individu yang tetap
sendiri, tak dapat penambahan nilai selain dirinya sendiri. Tak bisa kita
pungkiri, ada sebagian diantara kita gagal berkembang, mungkin karena gagal
dalam tahap penyatuan yang penuh tekanan itu.
Tantangan tak berhenti sampai disitu. Cobaan berikutnya
dalam kehidupan roti adalah dipotong-potong sesuai dengan bentuk yang
diinginkan. Dicabik, dipotong, digiling lagi. Tapi hal ini pun tidak membuatnya
rusak. Ternyata proses inilah yang menjadikan tiap individu roti mulai
mendapatkan identitasnya. Apakah sebagai long john, roti kasur, roti buaya,
kadet, donat atau yang lainnya.
Puncak tantangan pada roti adalah diproses berikutnya yaitu
dipanggang atau digoreng. Tempaan dengan panas yang luar biasa ini membuat roti
semakin matang dan berkembang. Warnanya pun berubah menjadi lebih menarik,
tidak lagi pucat.
Hanya yang berhasil melalui semua proses ini, mulai dari
diputar, dibanting, didiamkan bahkan ditutup, dipotong, dicabik, dan digiling.
Lalu pada akhirnya ditempa dengan panas yang tinggi. Akan berkembang dengan
sempurna dan matang, lalu kemudian dihias dengan cantik.
[Pesan Moral yang
bisa kita ambil dari analogi sepotong roti]
Maka jika sedang merasa diacak-acak hidup ini, diputar-putar kepala ini, campur aduk rasanya tak karuan, dibanting berkali-kali, mungkin itu tandanya kita sedang berproses menjadi lebih lembut namun kuat dan matang.
Jika sedang merasa pengap, ditutup dengan kain basah, ditinggal begitu saja. Berbahagialah, itu tandanya kita sedang mengembangkan diri seperti adonan roti tadi.
Jika sedang dipotong, dicabik dan digilas. Nikmati saja, karena itu artinya kita sedang diberi identitas, pembentuk karakter, menjadi lebih unik dan mempunyai perbedaan dengan yang lain.
Dan jika ada tempaan panas dan tekanan yang luar biasa. Bersabarlah sedikit lagi, karena inilah proses pematangan dan pengembangan diri untuk menjadi sempurna. Hanya yang berhasil lolos dari ujian ini yang pada akhirnya dihias dengan amat cantik.
Sumber : Majalah Nurul Hayat
2 komentar
Halo.
ReplyTerima kasih ya, sudah sharing konten Majalah NH di blog kamu.
Kenalkan saya @nurulrahma, salah satu pengisi rubrik majalah NH.
Untuk rubrik SILATURAHIM Nov 2014, izinkan saya ambil paragraf pertama dari postingan ini.
Boleh, ya, ya, ya? Thanks.
Eh mbak @nurulrahma, wah suatu kehormatan banget nih blog yang udah lama terbengkalai ini dikunjungi mbak @nurulrahma | Tulisannya keren-keren mbak, selalu dinanti tiap bulannya di Majalah NH. | Iya mbak silahkan saja, ditunggu terbitnya bulan ini. . .
ReplyThanks
Posting Komentar