Begini rupanya Nasi goreng Jancuk yang ORI -- Kalo yang KW mah di bungkus kertas minyak biasa tapi sama-sama jancuknya. |
Benar-benar jancok, ya saya sengaja memakai judul itu. Seminggu
yang lalu, saya diajak, ditraktir, boleh dibilang ditantang untuk makan Nasi Goreng
Jancok yang menurut saya masih KW. Kenapa KW.? Ya, karena Nasi Goreng Jancok
khas Kota Pahlawan Surabaya yang ORI ini bertempat di Restaurant Hotel Plaza
Surabaya, dan bicara soal harga yang wow, memang pantas jika melihat tempat dan
cara penyajiannya yang ada di Restaurant Hotel, jangan tanya berapa.? Cek
langsung aja disini | Surabaya Plaza Hotel. Cara penyajian dan kokinya pun jelas beda
dengan yang saya makan saat itu. Koki aslinya ada disana. Kebetulan saya makan
Nasi Goreng Jancok KW itu di daerah Sidokare, Sidoarjo. Mulai dari koki, cara
penyajian, tempat, dan harganyapun juga KW, hanya dengan Rp.6000,- kalian udah
bisa mengumpat “jancok” kesana kemari karena kepedasan.
Mungkin untuk orang Jawa Timur terutama Surabaya sudah nggak
asing lagi dengan kata-kata jancok ini. Jancok adalah umpatan yang
diperbolehkan, umpatan yang sudah menjadi khas bahasa suroboyo ini adalah hal
biasa yang sering dikatakan dan didengarkan oleh masyarakat-masyarakat Jawa Timur,
terlebih lagi Ibukotanya, Surabaya. Asal muasal kata umpatan khas suroboyo,
jancok ini saya pribadi masih belum tahu dari mana, tapi saya pernah lihat di
youtube bagaimana asal muasal umpatan jancok itu, info dari teman saya. Kalo
penasaran langsung berangkat ke youtube aja ya, nih saya kasih
linknya | Asal mula kata jancuk.
Untuk yang belum tahu, saya akan menceritakan kembali dari
artikel yang pernah saya baca tentang Nasi Goreng Jancok. Cerita dan asal mula
nama kuliner khas suroboyo, Nasi Goreng Jancok ini berasal dari koki yang
bekerja di salah satu restaurant, ketika seharian bekerja, Si koki pulang
dengan sangat kelelahan, sesampainya dirumah ada temannya yang ingin dibuatkan Nasi
Goreng yang pedas sama Si koki dengan sedikit memaksa, sampai-sampai Si koki
emosi, “sek ta jancok, aku iki pegel” (Bentar dong jancok, aku masih capek)
kata Si koki. Sepertinya Si koki nggak mau temennya lebih berisik, dibuatkanlah
Nasi Goreng pedas permintaan teman-temannya. Karena Si koki memasak dengan keadaan
emosi, Si koki memberikan porsi cabe yang banyak sekali. Singkat kata, Si koki
menyajikan Nasi Gorengnya pada temannya, seteleh makan satu sendok pertama,
temannya berkata, “jancok, pedese” (Jancok, pedes banget). Dari situlah
inspirasi nama kuliner khas Surabaya ini tercipta.
Kembali ke laptop, eh ke topik, Hehehe. Memang sih, belakang
ini sering denger dari mulut ke mulut soal Nasi Goreng Jancok yang ada di
daerah Sidokare, Sidoarjo itu. Saya penasaran sebenarnya, tapi nggak ada waktu
dan nggak ada duit buat nyobain kesana. Hehehe. Rezeki mamang nggak kemana,
seminggu lalu saya di ajakin sama Si pacar buat makan Nasi Goreng Jancok ini, Okelah
kita berangkat.
Ceritanya ini sudah dibeli dan mau dimakan :D
Dari baunya saja sudah kurang ajar, ketika saya coba makan
sendok pertama, saya berkata, “emang benar-benar jancok nih nasih goreng”,
pedesnya masyaallah. Beberapa sendok saya lahap dengan cepat dan menahan rasa
pedas, dengan maksud supaya cepat habis. Tapi di tengah perjalanan makan, saya
mulai tak berdaya, minum nggak teratur, keringat bercucuran bak sedang
olahraga, mata berkaca-kaca seperti hendak mengeluarkan air mata “kepedasan”
ya, bukan kesucian. Hehe. Merem melek, sangat pedas, luar biasa pedas. Meskipun
sudah habis, lidah ini masih tak kuasa menahan pedasnya akibat Nasi Goreng
Jancok itu, nafas mulai tersengal-sengal, hingga terselip satu kata terucap,
“Benar-benar jancok”, parah, pedaaasss.
4 komentar
yg d sidokare kan gaenak
Replyyg ini jauh lbih enak, aku ud coba :D
Cuma mengobati rasa penasaran dari beberapa kicauan2. . .
Replytapi ad yg bilang mie.nya enak d sdokare itu
Replyaku blm coba sihh
Masih Katanya.? Hahaha
ReplyThx infonya dan berkenan komen di blog saya. . .
Posting Komentar